(can we live sustainability life in the city?)
Saya suka sekali dengan keranjang takakura kreasi mb Kristien Yuliarti dari Omah Hijau... betul-betul ringkes, simple ga pake ribet ^^b Benar-benar salah satu solusi yang bisa digunakan untuk hidup lebih bertanggung terhadap semua sampah organik yang kita hasilkan.
Metode kompos takakura pertamakali diperkenalkan di Surabaya pada tahun 2004 oleh seorang Jepang bernama Mr. Takakura. Waktu itu, beliau mencoba mencari solusi terhadap penumpukan sampah organik di kota itu. Sehingga muncul ide untuk mendaur ulang sebagian sampah rumah tangga sejak di dapur. Maka, dirancanglah sebuah metode pembuatan kompos yang bisa dilakukan di dapur. Syaratnya harus higienis tidak berbau dan tidak jorok (http://alamtani.com/pupuk-kompos-takakura.html)
Keranjang Takakura merupakan alat pengomposan skala rumah tangga yang ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya, Kitakyusu International Techno-cooperative Association, dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005. Keranjang ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat proses pembuatan kompos. (http://keranjangtakakura.blogspot.com/)
Yang menyenangkan dari Takakura kreasi Omah Hijau ini adalah :
1. Karena menyiapkan starter mikroorganisme sudah disiapkan Mb Kristien, saya tinggal mengoperasikannya saja.
2. Takakura kreasi omah hijau tidak menggunakan penutup bantalan sekam dan kain, sehingga tidak ribet. Kain hitam hanya diperlukan jika takakura ditempatkan di tempat yang banyak terkena sinar matahari.
3. Takakura kreasi omah hijau bisa dipesan tanpa keranjang (hanya berupa starter dan dus) untuk yang lokasinya jauh jadi bisa dikirim via kurir.
4. Kalau ada yang kurang jelas mb Kristien siap menjelaskan dengan sabar
grin emotikon
5. Karena kompos yang dihasikan kompos kering, maka dapur tetap bersih tidak jorok, bahkan baunya segar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menempatkan Takakura:
1. Taruh di tempat kering dan terhindar dari sinar matahari langsung, kalau perlu di dalam dapur.
2. Jangan sampai kena hujan. Ini yang membuat Takakura pertama saya gagal, karena saya tempatkan di teras dan terkena tampias hujan.
3. Tutup keranjang rapat-rapat agar serangga dan lalat tidak masuk. Keranjang tidak usah diisi langsung penuh, masukkan sampah organik seadanya. Lakukan secara rutin setiap hari sampai keranjang penuh. Sampah yang baru dimasukkan akan difermentasi dalam 1-2 hari.
4. Semakin rajin mencacah dalam ukuran kecil, hasil kompos semakin OK.
Ternyata kompos yang bakal jadi itu punya ciri :
1. Tidak bau, justru baunya segar (bau sayur atau buah).
2. Medianya hangat kalau dipegang,
3. Terlihat serat-serat putih,
4. Tidak basah tapi lembab (kalau kelihatan agak kering segera masukkan buah-buahan matang).
Cara panen kompos:
1. Apabila keranjang sudah penuh, kira-kira 90% sudah terisi, ambil duapertiganya.
2. Butuh waktu sekitar 30 harian kompos sudah siap untuk dipergunakan.
3. Jika akan panen, biarkan Takakura puasa dulu 3-4 hari jangan diisi.
4. Angin-anginkan hasil panen untuk mematikan mikroorganisme pengurai. Tidak perlu dijemur .
5. Kompos yang dihasilkan kering tidak terdapat cairan.
6. Kompos takakura sudah terbentuk sempurna apabila teksturnya sudah seperti tanah, warna coklat kehitaman, tidak berbau.
Supaya jadi kompos harus diingat JANGAN memasukkan sampah organik dalam keadaan basah, keringkan kecuali buah2an berair.
Ini sampah organik yang bisa dimasukkan dalam keranjang takakura (info dari Mb Kristien):
1. Daun kering atau bunga yg sudah layu
2. Sisa sayuran kering dan kulit buah. Kulit nangka dan durian akan mengharumkan kompos lho...cepat juga terurainya
3. Sisa sayuran basah (masakan matang). Kalau ada kuahnya, ditiriskan dulu yaaa.
4. Sisa nasi, tapi jangan sampai nasi yang basi yaaa.
5. Sisa lauk, tempe goreng, oseng2, telor balado, dan sejenisnya. Bisa kok dimasukkan langsung dalam keranjang takakura.
6. Jajan pasar yang sudah tidak termakan, apapun jenisnya, boleh dimasukkan.
7. Cangkang telor.
8. Daging ikan, ayam, sapi, tapi dengan irisan yang kecil ya. Tulang berukuran kecil juga boleh dimasukkan ke takakura.
Banyak kan yang bisa kita olah menjadi kompos. Dan pastinya tempat sampah kita pun jadi lebih bersih. Cara kerja kompos ini amat menakjubkan, MasyaAllah! Sebulan diisi tidak penuh juga lho. Artinya si mikroorganisme yang ada didalamnya lahap sekali ya? Dan saya takjub dengan perubahan dari apapun yang terbuang dan tidak berguna di dapur berubah menjadi sesuatu yang hitam, berbutir-butir, dengan tekstur mirip tanah (seperti di foto).
Buat saya pribadi, ini solusi yang saya cari. Semoga teman-teman yang lain juga mulai memikirkan untuk bertanggungjawab terhadap sampah basah/sampah dapur yang kita produksi setiap haril. Tempat Pembuangan Akhir Sampah kita kapasitasnya terbatas, dan kita juga jijik kan melihat timbunan sampahnya?
Alhamdulillah saya sudah 2x panen lho :D sekarang lagi mencoba menanam sayur-mayur organik sendiri
We do something, because we care. Sustainability start from home!