Alhamdulillah, ada kebiasan baru di rumah kami. Ya, setelah mengenal Green Smoothies, kami sekeluarga keranjingan mengkonsumsinya kiki emotikon
Ternyata juga, antara green smoothies, berkebun dan takakura terjalin sebuah siklus yang unik dan asik. Setiap saya mau membuat green smoothies selalu butuh sayur-mayur organik, daripada beli yang harganya cukup menguras kocek, saya pun memilih berkebun sendiri untuk bisa memetik berbagai hijauan yang ada di pekarangan rumah.
Green smoothies membuat saya belajar bercucok taman sayur mayur di lahan yang ada, dengan pengetahuan yang seadanya (termasuk istilah-istilah asing yang belum pernah dengar sebelumnya) dan modal nekad sedikit memanfaat tanah sisa galian biopori, sekam dan serbuk gergaji sisa pembuatan pergola, ditambah... ehm... (ini yang membuat agak bangga dikit :D) kompos hasil panenan takakura (perbandingan tanah : sekam/serbuk gergaji : kompos = 1:1:1), horeee... Alhamdulillah jadi.
Nah setiap kali membuat green smoothies, selalu saja ada sampah sisa-sisa kulit buah dan batang sayur yang jumlahnya cukup banyak. Sampah ini kemudian saya cacah dan masuk kedalam kerajang takakura di sudut dapur. Jika sudah penuh, maka bisa dipanen dan digunakan sebagai pupuk alami untuk semua tanaman sayur hijau yang saya tanam. Semua terjadi atas izin Allah. Bisa mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi dan mengelola sampah, segar dipandang, juga menambah asupan oksigen di pekarangan. Menyenangkan bukan?
Alhamdulillah, Allah menyediakan mekanisme dan siklus yang unik untuk kita bisa berkolaborasi dengan alam. Sehat, hemat dan bahagia
grin emotikon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar