Aliva Sholihat - 22 September 2014
[Tentang Buku Kisah Kota Kita]
Anak-anak di rumah lagi keranjingan buku baru. Baru beberapa hari umurnya. Tapi sudah lecek. Bagus donk, tanda sering dibaca kan? *padahal emaknya aja ga apik* Arvan minta diulang-ulang cerita favoritnya, Taman Cahaya dan Pasar Pagi. Aira sudah berhasil merobek satu halaman, ikut-ikutan heboh kayak yang udah ngerti.
Saya sungguh ingin memeluk para penulis dan ilustrator buku ini. Menurut saya bukunya bagus sekaliii. Bisa menghadirkan pelajaran penting dalam bentuk cerita anak yang ringan dengan gambar-gambar indah. Suka suka suka pake banget banget.
Mungkin saya agak lebay, tapi sungguh tema yang ditampilkan dalam buku ini adalah sesuatu yang sudah sejak lama saya cari. Saya ingin buku yang bisa bercerita pada anak-anak, seperti apa seharusnya kota kita itu. (Versi kota kita di Indonesia ya. Karena agak klise ya kalau bukunya bercerita mengenai kota-kota 'utopis' di skandinavia misalnya?) Dan saya sendiri, sebagai orang tua, sebenarnya memang belum benar2 paham seperti apa seharusnya kota yang bermartabat itu. Sesuatu yang mungkin luput diajarkan di "sekolah" pada generasi kita dulu?
Bab Taman Cahaya misalnya. Cerita tentang taman yang sempat sepi ditinggalkan anak-anak, namun ramai kembali sejak kedatangan kunang-kunang. Saya rasa bukan kebetulan kalau itu adalah cerita pertama yang diangkat. Penulisnya tahu benar bahwa taman bermain adalah jantung kota buat anak-anak. Dan bukannya anak-anak adalah "spesies percontohan" ? Kota yang ramah anak, yang bisa membuat anak bahagia, pasti jadi kota yang ramah buat semua, yang membuat semua bahagia. Ada pula Titian Persahabatan. Cerita tentang jembatan kayu khusus pejalan kaki yang membuat anak-anak yang bertemu jadi bersahabat. Untuk bisa bahagia, sebenarnya sederhana saja, manusia perlu bergerak bebas seperti burung. Berjalan. Berlari. Bersepeda. Bersepatu roda. Berpapan luncur. Untuk bisa bahagia, sebenarnya sederhana saja, manusia perlu bersosialisasi, berinteraksi satu sama lain. Maka ruang publik pun menjadi amat penting. Tempat kehidupan dan hati para warga kota beririsan satu sama
lain. Taman, alun-alun, pedestrian, dsb. Ya, buku berilustrasi indah ini mampu membantu seorang ibu untuk menyampaikan cerita itu pada anak-anaknya.
Lalu ada cerita tentang Jalur Populer. Cerita yang tampak sederhana tetapi memuat pesan besar. Pelajaran tentang kendaraan umum. Kendaraan umum adalah yang menjadikan kota mampu menawarkan kesetaraan bagi warganya. Yang kaya yang miskin, semua sama2 naik bis umum, naik kereta komuter. Kendaraan pribadi bikin jalanan penuh, macet. Kendaraan pribadi bikin orang gak sempat ngobrol, paling hanya menanggukkan kepala dari balik jendela. Kendaraan pribadi bikin orang gak sehat dan gak bahagia. Sudah kejebak macet, kebelet pipis, gak ada teman ngobrol pula, paling cuma dengar suara radio. Kendaraan umum buat orang miskin, kendaraan pribadi buat orang kaya, haduh kok terbelakang. Jalur khusus busway adalah pelajaran tentang demokrasi. Sebuah bis yang mampu memuat 50 orang penumpang, maka dia pun berhak terhadap 50 bagian ruas jalan. Si bis layak mendapat jalur khusus yang tak boleh dilewati mobil pribadi. Dan mobil pribadi harus ikhlas, tidak boleh sewot. Katanya
negara demokrasi? Begitu juga dengan jalur pejalan kaki, kebanyakkan dari warga kita tidak punya mobil pribadi kan? Seharusnya membangun trotoar untuk pejalan kaki itu tidak kalah penting dari membangun jalan tol yang besar-besar itu kan? Trotoar menawarkan kesetaraan buat yang punya mobil pribadi dan buat yang cuma mimpi punya mobil pribadi. Ya ampun, saya sih kaget buku anak warna-warni begini bisa bercerita soal demokrasi dan kesetaraan.
Belum lagi cerita-cerita lain yang berwawasan lingkungan dan konservasi. Festival Air, Pawai Sampah, Toko Merah, Stasiun Pelangi. Buku ini bikin saya sadar. Sungguh saya harus banyak belajar lagi. Bercerita tentang kota pada anak tak sesimpel itu. Ada banyak dongeng penting dibalik cerita sederhana tentang taman, stasiun, jembatan, pasar, kantor pos, dsb. Sekali lagi, saya mau kasih peluk jauh buat ibu-ibu penulis dan ilustrator buku ini. Anda semua jenius! Terima kasih telah menuangkan karya ini ke tengah kami semua, para ibu muda yang sedang belajar untuk "bercerita" pada anak-anaknya
Dan buat ibu-ibu lain yang belum punya, saya rekomendasikan untuk punya buku ini juga. Mungkin tidak semua dari kita bisa jadi wali kota, aktivis lingkungan, relawan kota, dan semacamnya. Apalagi buat ibu-ibu kayak saya, males kali saya panas2an ngecat taman kota Tapi paling tidak kita melakukan sesuatu; "We owe it to our children, to teach them about what kind of city they deserve to live in.." — bersama 'Dini' Dian Kusuma Wardhani dan Penerbit Bip Gramedia.
Fie Okta -24 September 2014
Pas buka buku ini rasanya wahhh bgt..entah mengapa merasa ilustrasinya aja udah bgs bgt untuk buku anak..even anak2 yang belum bisa baca udah serius baca gambarnya yang mungkin sudah bercerita sendiri walopun bundanya blm bacain..hehe.. ceritanya kota kita bangetttt.. keren mbak ''Dini' Dian Kusuma Wardhani.. akupadamu dehh
Nungki Martika - 22 September 2014 (tinggal di Jepang)
Buku ini khusus pesen suami pas pulang ke indonesia. Udah naksir sejak penulisnya,mb'Dini' Dian Kusuma Wardhani sama mb Watiek Ideo, woro2 di fb nya. Menurut saya isinya berbobot sekali, dikemas dalam cerita anak yang fun, ilustrasi yang keren, jadi menarik buat anak. Saya aja sukaaaaa ... Dan buku ini rekomendasi Bp. Ir. H. Joko Widodo lho
Anarika Suprapto - 23 September pukul 17:21 •
Buku Kisah Kota Kita yang dipesan langsung dari Ibu Penulis free wayang lohh..., cerita bersama si kecil jadi lebih seru dan menarik
Ceritanya dilengkapi dgn ilustrasi2 yg memanjakan mata si kecil juga mama papa nya
Mengajarkan si kecil tentang kota kita beserta problema di dalamnya secara ringan sekaligus membangkitkan nostalgia masa kecil si mama papa ;( jadi terharu...
Hal kecil yang telah Yelle lakukan bersama mama papa thd kota yaitu buang sampah pada tempatnya, tertib lalu lintas, antri dengan sabar...
#Gerakancintaikotakita
Prillia Verawati menambahkan 2 foto baru.
23 September pukul 8:36 •
Terima Kasih bukunya mbak Watiek Ideo dn ''Dini' Dian Kusuma Wardhani. Raffa suka banget, terutama wayang kotanya. Dia paling suka cerita Jalur Populer dan Stasiun Pelangi. Itu pasti karena keduanya tentang transportasi, hal yang sangat disukai raffa. Wayangnya terus dimainin sampe malem, meskipun dengan cerita full improvisation....hehehe
Lila Imelda Sari - 23 September ·
Namaku Aksan. Umur 3 Tahun. Sudah sekolah kelas Kelompok Bermain B di Playgroup Komimo, Yogyakarta.
Waktu ke toko buku Gramedia, ibu membelikan buku Kisah Kota Kita. Bukunya besar, dengan gambar yang bagus dan berwarna menarik. Cerita di dalamnya banyak. Semuanya bercerita tentang kota. Yang paling aku suka cerita "Stasiun Pelangi". Karena aku suka sekali dengan apapun yang berbau kereta api....
Wayang yang aku pilih waktu mau foto ya.. si kereta hitam dan Stasiun Waru yang sudah jadi Stasiun Pelangi. Oya, di rumah berdua dengan Bapak, aku membuat stasiun Waru dari sendok kayu yang biasa dipakai untuk makan es krim. Itu dia stasiun buatan aku dan bapak.... liat kan?
Untuk menjaga kota, aku sudah melakukannya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Setiap kali pergi dan sulit menemukan tempat sampah, biasanya aku menyimpan sampahnya di dalam tasku atau titip di tas Ibu. "Ibu, jangan buang sampah sembarangan ya.." begitu selalu aku bilang ke ibu.
Nah, foto yang kanan adalah kantong depan tas sekolahku. Tiap habis minum susu kotak, plastik bungkusan sedotannya dan juga karton kotaknya selalu aku simpan dulu. Sampai ketemu tempat sampah, baru deh aku buang..
Bukunya udah rada lecek ya ujungnya. Tandanya kan bukunya selalu dibaca..
24 Oktober 2014
Ummiiiii apa ini?
Ini wayang nak, buat temen baca bukunya..
Kereenn ada pohon.. bis..
Wow keretaaa..!!
Itulah ekspresi kaget nabila affan waktu saya tunjukkan wayang dan buku kota kita.
Saya dan suami Febri An ikut antusias bacain kota kita untuk anak2.
Saya mendongeng dengan suara yang dibuat2.
Suami berhasil bikin anak2 teriak senang saat menirukan kiara pohon yang tertiup angin.
Tapiii, ada 1 hal yang membuat saya sedih. Anak2 belum bisa ngebayangin kunang2 itu kayak apa
Dimana saya bisa menemukan kunang2 lagi yaa?
Dan stttt, 2 hari lalu saya melantik 2 direktur. Diberi mahkota dan stempel lucu di tangan.
Nabila sebagai direktur beres beres.
Affan sebagai direktur buang sampah.
Sekarang tugas membereskan rumah mulai terasa ringan.
"ayok direktur beres beres dan direktur buang sampah, kita kerjakan"
Makasiii buat mbak 'Dini' Dian Kusuma Wardhani dan mbak Watiek Ideo untuk buku kota kita yang kereeennn banget!
Yuk ajarkan anak kita untuk mencintai kotanya.
#Gerakancintaikotakita
Aaah... seneng banget baca semua testimoni di atas.
Terima kasih untuk para ibu, mama, bunda, mami, ummi semua ^^
Semoga bermanfaat ya
Buku ini istimewa sekaliiiii, awalnya sempat under estimate dgn judulnya "Kota Kita", tapi krn salah satu ilustratornya adalah teman saya yg sholehah, cerdas & murah hati rasanya tdk ada alasan untuk menolak tawaran membeli buku ini, dan kemarin sore beberapa menit menjelang Adzan Magrib bukunya diantar langsung oleh Mba Dian Setiany sang ilustrator di cerita "Kantor Jingga"...seperti biasa Super Dipo tdk sabaran ingin dibacakan buku barunya, jadilah buku ini dibacakan sambil menyusui Abhyu dan ternyata...WOOOOW...walaupun ide ceritanya sederhana tapi dgn tata bahasanya mudah dipahami anak2 (saya membacakannya ala2 story telling hehehehe) ditambah lagi ilustrasinya yg KEREN BANGET...buku ini jadi ISTIMEWA SEKALI dijamin anak2 suka bahkan saya sendiri senang membolak2 balik halaman hanya untuk melihat ilustrasinya yg keren (berasa jadi anak2 lagi) ☆☆...warna warni ceria tapi lembut...(mirip ilustrasi buku2 dari luar hehehehe) pokoknya TOP BGT...hampir lupa ada bonus wayangnya lhooo...ayo buruuaan beli di toko buku terdekat...buku ini direkomendasikan oleh Ir. H. Joko Widodo (Presiden RI terpilih) ...ahhhhh rindu lihat kunang2...
Ini wayang nak, buat temen baca bukunya..
Kereenn ada pohon.. bis..
Wow keretaaa..!!
Itulah ekspresi kaget nabila affan waktu saya tunjukkan wayang dan buku kota kita.
Saya dan suami Febri An ikut antusias bacain kota kita untuk anak2.
Saya mendongeng dengan suara yang dibuat2.
Suami berhasil bikin anak2 teriak senang saat menirukan kiara pohon yang tertiup angin.
Tapiii, ada 1 hal yang membuat saya sedih. Anak2 belum bisa ngebayangin kunang2 itu kayak apa
Dimana saya bisa menemukan kunang2 lagi yaa?
Dan stttt, 2 hari lalu saya melantik 2 direktur. Diberi mahkota dan stempel lucu di tangan.
Nabila sebagai direktur beres beres.
Affan sebagai direktur buang sampah.
Sekarang tugas membereskan rumah mulai terasa ringan.
"ayok direktur beres beres dan direktur buang sampah, kita kerjakan"
Makasiii buat mbak 'Dini' Dian Kusuma Wardhani dan mbak Watiek Ideo untuk buku kota kita yang kereeennn banget!
Yuk ajarkan anak kita untuk mencintai kotanya.
#Gerakancintaikotakita
Aaah... seneng banget baca semua testimoni di atas.
Terima kasih untuk para ibu, mama, bunda, mami, ummi semua ^^
Semoga bermanfaat ya
Buku ini istimewa sekaliiiii, awalnya sempat under estimate dgn judulnya "Kota Kita", tapi krn salah satu ilustratornya adalah teman saya yg sholehah, cerdas & murah hati rasanya tdk ada alasan untuk menolak tawaran membeli buku ini, dan kemarin sore beberapa menit menjelang Adzan Magrib bukunya diantar langsung oleh Mba Dian Setiany sang ilustrator di cerita "Kantor Jingga"...seperti biasa Super Dipo tdk sabaran ingin dibacakan buku barunya, jadilah buku ini dibacakan sambil menyusui Abhyu dan ternyata...WOOOOW...walaupun ide ceritanya sederhana tapi dgn tata bahasanya mudah dipahami anak2 (saya membacakannya ala2 story telling hehehehe) ditambah lagi ilustrasinya yg KEREN BANGET...buku ini jadi ISTIMEWA SEKALI dijamin anak2 suka bahkan saya sendiri senang membolak2 balik halaman hanya untuk melihat ilustrasinya yg keren (berasa jadi anak2 lagi) ☆☆...warna warni ceria tapi lembut...(mirip ilustrasi buku2 dari luar hehehehe) pokoknya TOP BGT...hampir lupa ada bonus wayangnya lhooo...ayo buruuaan beli di toko buku terdekat...buku ini direkomendasikan oleh Ir. H. Joko Widodo (Presiden RI terpilih) ...ahhhhh rindu lihat kunang2...
mbak dini, mau pesan gimana yah? saya di thailand tapi mama saya akan datang bulan desember. bisa email saya? lia_soc@yahoo.com trima kasih u/ infonya.
BalasHapus