Sudah kami duga Adit lebih menonjol di aspek Linguistik, Logis Matematis dan Intrapersonal, sedangkan Keni Naturalis-Visual Spasial. Adit banget, Keni banget deh :D
Kami baru kenal istilah MIR atau multiple intelligences research setelah membaca buku dan juga mengikuti beberapa seminar parenting. Saya dan suami mencoba untuk memetakan sendiri. Sebaiknya memang orang tua saja yg mengobservasi karena orang tua yang paling kenal anak-anaknya dalam keseharian.
MIR bukan test tapi berbasis observasi (ini sejauh yang saya pahami). Jadi kami mulai dengan mengamati "every single little things" yang krucil lakukan dan sukai.
Langkahnya simple saja:
- Yang pertama kami lakukan adalah mengurangi/menghentikan TV sehingga bisa dilihat apa yang mereka cari dan kemudian lakukan saat tidak menonton. Karena menonton TV itu menurut kami menyedot fokus perhatian anak (pada umumnya betah berjam-jam nonton TV). Nah anak-anak tanpa TV otomatis harus mencari keseruan lain. Ternyata masing-masing anak langsung mencari kesibukan yang berbeda. *Menurut Ust. Yusuf (Penulis Buku Menebar Benih Karakter) jika mereka bertengkar pun saat tidak nonton TV itu sebenarnya mereka sedang belajar memanage konflik, karena biasanya orang tua memilih TV supaya anaknya anteng hehehehe...
- Anak punya pembawaan masing-masing. Meski kembar dari bayi cenger, krucil ini beda bangets. Meski sama-sama suka buku, tapi terlihat sekali bacaan yang menarik untuk Keni belum tentu menarik untuk Adit. Adit suka sekali membaca tentang gejala alam, robot, dinosaurus, mesin, fakta-fakta unik, cerita nabi dan hadist. Keni suka membaca tentang binatang, prakarya. Nah, hal-hal kecil begini perlu dicatat.
- Catat juga hal-hal yang konsisten anak-anak lakukan, jangan dianggap remeh. Misalkan Keni hobby sekali menghabiskan kertas, gambar sedikit ganti kertas, gambar lagi ganti lagi. Bisa banyak sekali yang dia ambil. Keni terlihat asyik kalau sedang menggambar, konsisten sekali. Adit tidak. Adit suka sekali bertanya tentang istilah dan kosakata yang aneh, dan tidak gampang puas dengan jawaban. Keni tidak.
- Paparkan terhadap hal yang sama mereka akan memberi respon berbeda. Kenapa saya tahu Keni naturalis sejati :D Keni tidak pernah menolak berhujan-hujan dan main lumpur, sedangkan Adit selalu bilang basah dan kotor. Keni hampir memegang Ular Boa di Jatim Park, betah berlama-lama di bagian hewan-hewan yang kita anggap menjijikan dan seram (padahal adit sudah minta pulang hehehe...). Dia juga gemar mencari ulat, belalang, jengkerik dll. Sebaliknya, Adit senang sekali percobaan ilmiah contohnya roket meledak, tapi Keni takut dengar ledakannya. Ini juga bisa dijadikan catatan.
- Kalau bingung apa yang harus diamati, sebenarnya banyak sekali website yang menyediakan ceklist kecerdasan majemuk, juga multiple intelligences, atau bisa search temu talenta/bakat. Di sana bisa dilihat cek list observasinya.
- MI dapat digunakan untuk mengetahui gaya belajar anak. Sebagai contoh Adit walaupun cerdas Logis Matematis tidak suka mengerjakan soal matematika secara standar, ia lebih suka jika ditantang "Ayo Adit sekarang jadi detektif, coba pecahkan kasus ini!". Dengan begitu Adit lebih sigap, apalagi kalau diberi kaca pembesar seperti layaknya detektif.
- Selain gaya belajar, kita juga bisa tahu kegiatan kreatif dan permainan apa yang sebaiknya dilakukan.
- Bisa jadi anak melakukan/menyukai sesuatu karena ikut-ikutan teman, (sedang ngetren di kalangan temannya). Makanya perlu diamati mana yang secara konsisten ia lakukan. Paparkan dan kenalkan lebih banyak kegiatan dan permainan, catat responnya.
- Biasanya kecenderungan kecerdasan anak itu bisa diclusterkan atau dikelompokkan. Anak yang suka main bola contohnya kemungkinan cerdas kinestetis dan cerdas natural. Dan biasanya anak yang suka sains jarang suka main bola (ini menurut pengamatan saya ya).
-Ibuk Adit dan Keni-
#ibuaditdankeni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar