-Tips mengurangi "kecanduan" TV ala Adit dan Keni-
(*ini pilihan masing-masing keluarga yaaa... kami hanya membagi pengalaman bagi yang ingin mengurangi TV)
Saat masih balita Adit dan Keni senang nonton CD Baby Brainy, Postman Pat, Elmo. Sekarang mereka sudah usia 6th, porsi nonton TV jauh berkurang hingga hanya 1-2 jam saja sehari atau bahkan bisa seharian tanpa TV. Trus ngapain donk kalau ngga nonton TV? Bosen kan kalau ngga nonton TV, Kita kan perlu juga nonton TV, masa mau 24 jam tanpa TV?
Notes :
* Kami tidak anti TV :D, kami juga tidak berusaha mempertentangkan pro TV atau kotra TV.
* Untuk keluarga yang sudah menerapkan aturan main dengan pembatasan waktu, acara dan juga bimbingan orang tua itu sudah sangat bagus.
* Sharing ini berdasar pengalaman kami dan oleh karena banyak yang bertanya bagaimana cara melepaskan diri dari TV maka sharing ini dibuat.
* TV bisa jadi pisau bermata dua, so be wise :)
Bagi anak-anak, mereka sebetulnya ngga terlalu perlu TV yang penting buat mereka adalah keseruan dan keriangan. Mengutip kata mb Sari, anak-anak sebetulnya tidak butuh TV, mereka butuh kita :)
Nah, mungkin bagi teman-teman yang ingin mulai mengurangi TV, share ini bisa dipertimbangkan:
1. Kami sengaja tidak pakai/tidak berlangganan TV kabel. Di rumah juga tidak ada tab atau sejenisnya.
2. Antena kami tidak tepat, sehingga gambar yang dihasilkan agak burem lama-lama mereka malas nonton
3. TV kami agak rusak (jadul), warnanya kurang bagus dan kami tidak berusaha beli yang baru. Lama-lama anak-anak ngga tertarik.
4. Kami gantikan acara menonton TV dengan kegiatan lain yang seru, misalkan main ular tangga, bercerita di white board, membuat cerita bergambar, performance di depan keluarga, main di luar rumah dll.
5. Kami buat perpustakaan mini di rumah, kami traktir anak-anak untuk membeli buku jauh lebih banyak daripada porsi membeli mainan, CD, baju dll.
6. Bapak Ibu memang ngga hobby nonton TV, karena kami merasa menonton TV itu kurang produktif jadinya.
7. Bapak Ibu selalu meluangkan waktu untuk menemani anak-anak berkegiatan seru.
8. Jika mereka ingin tahu sesuatu kami lebih memilih untuk menonton bersama di youtube dan membahasnya (Adit demen video tentang mesin, Keni suka hal-hal tentang binatang), jarang mereka ditinggal sendirian.
9. Kami yakin anak-anak tidak akan menuntut sesuatu yang memang tidak disodorkan ke mereka. Anak-anak memiliki daya adaptasi yang baik.
10. Awalnya kami menerapkan aturan main nonton TV dengan menyepakati jam-jam menonton yakni sore hari (jam 4-5.30 atau setelah isya) serta acara apa yang ditonton. Begitu Adzan magrib TV dimatikan. Namun sekarang, mereka hampir tidak pernah (jarang) merengek minta nonton. Bahkan seringkali mereka mematikan sendiri tanpa disuruh jika tayangannya tidak sesuai.
11. Yang penting komitmen bersama :)
12. Jangan lupa, mendampingi anak-anak saat menonton TV, karena bisa jadi acaranya OK (acara anak-anak) namun iklannya yang NGGA OK, dan sering kali iklan ngga OK ini disiarkan pada jam acara anak-anak.
Sedikit tambahan, kita tidak bisa menemani dan mengawasi anak 24 jam. Adakalanya anak-anak tak sengaja nonton TV di rumah eyang, saudara atau teman. Nah untuk urusan yang satu ini bapak paling jago, Bapak biasanya jadi juru bicara untuk masalah kenapa sih dibatasi, apa yang bikin tidak boleh. Bapak biasanya mengajak anak-anak ngobrol ringan dengan bahasa yang mudah diterima krucil.
Dan ternyata krucil jadi jauh lebih kreatif tanpa TV... yeayyy!!
Salam
Ibu Keni dan Adit
#ibuaditdankeni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar